1.
Pengertian Kepemimpinan.
Setiap dan semua organisasi apapun jenisnya pasti
memiliki dan memerlukan seorang pimpinan tertinggi ( pimpinan puncak/top
manajer ) yang harus menjalankan kegiatan kepemimpinan (leadership) bagi organisasi sebagai satu
kesatuan.
Pengertian kepemimpinan banyak
dikemukakan para ahli seperti :
a.
Stephen P Robbins ( 1991 )
Kepemimpinan
adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok kearah pencapaian ( tujuan)
b. Robert G Owens (1995)
Kepemimpinan
merupakan suatu interaksi antar suatu pihak yang memimpin dengan yang dipimpin
c. Robert Kreitther dan Angelo
dan Kinicki
Kepemimpinan
adalah upaya mempengaruhi anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara sukarela
d. H. Hadari Nawawi
Kepemimpinan
adalah kemampuan / kecerdasan mendorong sejumlah orang ( dua orang atau lebih)
agar bekerjasama dalam
melaksanakan kegiatan – kegiatan yang terarah pada tujuan bersama
melaksanakan kegiatan – kegiatan yang terarah pada tujuan bersama
Dari uraian –
uraian tentang pengertian kepemimpinan di atas, dapat diindentifikasikan
unsur-unsur utama sebagai esensi kepeminpinan. Unsur-unsur itu adalah
1. Unsur pemimpin atau orang
yang mempengaruhi
2. Unsur orang yang dipimpin
sebagai pihak yang dipengaruhi
3. Unsur interaksi atau
kegiatan/usaha dan proses yang mempengaruhi
4. Unsur tujuan yang hendak
dicapai dalam proses mempengaruhi
5. Unsur perilaku/kegiatan yang
dilakukan sebagai hasil mempengaruhi.
Berdasarkan berbagai pendapat tentang kepemimpinan , dapat dismpulkan
bahwa masing- masing definisi berbeda menurut sudut pandang penulisnya, namun
ada kesamaan dalam mendefinisikan yakni mengandung makna mempengaruhi orang
lain untuk berbuat seperti yang pemimpin kehendaki. Jadi kepemimpinan adalah ilmu dan seni mempengaruhi
orang lain atau kelompok untuk bertindak
seperti yang diharapkan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Disebut ilmu karena ada teorinya yaitu teori kepemimpinan yang
meliputi Teori Kepemimpian klasik : 1. Gaya kepemimpinan model Taylor, 2. Gaya
kepemimpinan model Mayo, 3. Studi Iowa . 4. Studi Ohio. 5. Studi Michigan dan
Teori Kepemimpinan Modern yang meliputi : 1. Teori orang besar ( Great man ),
2. Sifat – sifat ( trait) 3. Prilaku (behavioral) 4. Situasional ( kontingensi
) 5. Transaksional 6. Transformasional
Disebut seni karena sama-sama mendapat ilmunya, tetapi penerapannya
berbeda-beda tergantung kemampuan memimpin, komitmen pengikut dan situasinya.
Dari kesimpulan dapat diketahui kata kunci kepemimpinan adalah mempengaruhi.
2. Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah orang
– orang yang menentukan tujuan, motivasi dan tindakan kepada orang lain.
Pemimpin adalah orang yang memimpin. Pemimpin dapat bersifat resmi ( formal ) dan tidak resmi ( non formal )
Pemimpin resmi diangkat atas dasar surat keputusan resmi dari oarng
yang mengangkatnya dan biasanya mendapat gaji, sedangkan pemimpin tidak resmi
diangkat tanpa surat keputusan dan biasnya tanpa gaji. Seseorang dapat diangkat
sebagai pemimpin karena mempunyai kelebihan dari anggota lainnya. Kelebihan itu
ada yang berasal dari dalam dirinya dan ada pula yang berasal dari luar
dirinya. Kelebihan dari dalam dirinya ia memiliki bakat sebagai pemimpin dan
memiliki sifat- sifat pemimpin yang efefktif’ . Kelebihan dari luar diri karena
ia dikenal dan hubungan baik dengan yang sedang berkuasa, punya banyak teman,
dari keturunan orang yang kaya atau turunan bangsawan atau penguasa.
3.
Pengertian Pimpinan
Pimpinan adalah jabatan atau
posisi seseorang di dalam sebuah organisasi baik organisasi formal maupun
organisai non formal
4.
Perbedaan pemimpin dengan Manajer
Bennis dalam Anna W. Bangun ( 1994, 42 ) perbedaan antara manajer dan
pemimpin
No.
|
Manajer
|
Pemimpin
|
1.
|
Mengelola
|
Memulai
|
2.
|
Tiruan
|
Orisinal
|
3.
|
Mempertahankan
|
Mengembangkan
|
4.
|
Fokus pada system dan struktur
|
Fokus pada orang
|
5.
|
Bergantung pada hasil pengawasan
|
Membangkitkan kepercayaan
|
6.
|
Memiliki pandangan jarak pendek
|
Memiliki perspektif jarak jauh
|
7.
|
Selalu berorientasi pada
hasil akhir
|
Berorientasi pada masa
depan
|
8.
|
Meniru
|
Memulai
|
9.
|
Menerima status quo
|
Menantangnya
|
10.
|
Melakukan dengan benar
|
Melakukan yang benar
|
5.
Kepemimpinan dalam konteks structural
Kepemimpinan
dalam konteks structural adalah pemimpin formal di antaranya terdiri dari para
manajer yang menjalankan kegiatan manajerial didalam unit kerja dan/atau
organisasinya. Para manajer sebagai pemimpin lebih banyak dikenal dilingkungan
organisasi yang disebut perusahaan dan industri atau koperasi memikul fungsi
yang lebih luas dibandingkan dengan fungsi kepemimpinan.
Kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi memerlukan strategi dalam
mempengaruhi orang lain atau organisasasi agar memberikan kontribusi secara
optimal dalam mencapai tujuan organisasi.
Perkataan strategi banyak dipergunakan dan populer dilingkungan
tentara/angkatan bersenjata terutama dalam masa perang. Perkataan itu juga
diartikan sebagai siasat, teknik dan taktik utama dalam menggempur atau
menghadapi musuh untuk memenangkan sebuah peperangan sebagai tujuan. Kemenangan
adalah tujuan semua anggota pasukan yang berperang, sedang yang mengatur teknik
dan taktik peperangan adalah seorang komandan yang harus dipatuhi oleh semua
anggota berperang yang dilakukan oleh anggota pasukan, akan berdampak buruk
atau sangat fatal berupa kematian atau kekalahan dalam peperangan.
1.
Strategi Kepemimpinan.
Strategi
kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan mengimplementasikan fungsi –
fungsi kepemimpinan yang memberikan jaminan yang tinggi untuk dapat
mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan prilaku anggota organisasi , baik
secara individu maupun melalaui kelompok kelompok kecik didalam organisasi.
Strategi kepemimpinan menurut H. Hadari Nawawi adalah melaksanakan fungsi – fungsi
kepemimpinan yaitu :
a.
Fungsi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan memerlukan keberanian, karena setiap keputusan
pasti memiliki resiko. karena tanpa kemampuan dan keberanian tersebut, pemimpin
tidak mungkin menggerakkan anggota organisasinya. Dengan kata lain tanpa
keberanian mengambil keputusan seorang pemimpin tidak mungkin mempengaruhi
pikiran, perasaan, sikap dan perilaku anggota organisasinya.
b.
Fungsi Instruktif
Setiap pimpinan harus memahami bahwa didalam posisi dan perannya secara
implisit terdaoat kekuasaan dan/atau wewenang dan tanggung jawab, yang harus
dijalankan secara efektif. Salah satu diantaranya adalah kekuasaan dan/atau
wewenang memerintahkan anggotanya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota organisasi.
Dengan kata lain fungsi instruksi tidak harus dijalankan secara otoriter, yang
dapat berdampak pemimpin kehilangan kewibawaannya karena intruksi ditantang
atau ditolak dan tidak dilaksanakan oleh anggota organisasi.
c.
Fungsi Konsultatif
Setiap dan semua pimpinan organisasi atau unti kerja dinilai sebagai
seseorang yang memiliki kelebihan dari anggota organisasi, baik oleh pihak yang
berwewenang mengangkatnya sebagai
pemimpin formal, maupun bagi anggota yang mendukung dan mengangkatnya menjadi
pemimpin informal. Berdasarkan penilaian itu, maka pemimpin menjadi figur
sentral dan tumpuan harapan anggota di lingkungan organisasi yang dipimpinnya.
Pemimpin tersebut ditempatkan sebagai tokoh utama yang diyakini mengetahui dan
dapat membantu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh anggota
organisasi yang bekerja. Pemimpin dipandang sebagai alamat yang paling tepat
untuk berkonsultasi dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang beragam di
lingkungan organisasinya.
d.
Fungsi Partisipatip
Fungsi partisipatif sebagai strategi kepemimpinan dalam kepemimpinan
untuk mengefektifkan organisasi, ibarat
pisau bermata dua. Pertama : kemampuan pemimpin mengikutsertakan anggota
organisasi sesuai posis dan kewenangannya
agar berpartisipasi aktif dalam
berbagai kegiatan yang relevan. Membentuk Team Work, Misal Manajemen
Pengendalian Mutu Terpadu ( Total Quality Managemen/TQM).
Kedua : Kesediaan Pucuk Pimpinan dan pimpinan di bawahnya untuk
berpartisipasi dalam membantu anggota organisasi melaksanakan pekerjaan atau
menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Misalnya dengan memberikan petunjuk,
pengarahan, berdiskusi , menyelesaikan pekerjaan yang mendesak bersama –sama .
e.
Fungsi Delegatif
Fungsi pendelekasian harus dilaksanakan untuk mewujudkan organisasi yang
dinamis dalam mengikuti perkembngan ilmu dan teknologi dibidangnya, karena
tidak mungkin dilaksanakan sendiri oleh pimpinan puncak. Seorang pemimpin
sangat memerlukan kesediaan dan kemampuannya mendelegasikan wewenang dan
tanggung jawab pada pimpinan –pimpinan unit kerja di bawahnya.
2.
Pengendaliam Dalam Kepemimpinan
Perkataan pengendalian tidak sama persis dengan perkataan pengelolaan
atau manajemen. Arti Manajemen dalam rangka mencapai tujuan organisasi
dilakukan memalui unsure – unsur : Perencanaan ( Planning), Pengorganisasian (
Organizing )
Pelaksanaan ( Actuating ) melalui kegiatan pengrahan, komunikasi,
koordinasi dan Pengawasan (Controlling ).
Pengendalian dalam kepemimpinan dilaksanakan untuk memperdayakan semua
dan setiap angota agar organisasi secara keseluruhan menjadi efektif dalam mencapai
tujuannya.
Didalam kepemimpinan kegiatan pengendalian tidak seluruhnya
mengimplementasi unsure – unsure manajemen, karena inti kegiatanya dalah
menggerakan anggota organisasi yang sifatnya tergantung pada kondisi saat
terjadinya interaksi kepemimpinan. Didalam manajemen, kegiatan pengendalian
diserbut Monitoring dan Kontrol( Monitoring dan Evaluasi /Monev), yang
dilaksanakan melalui kegiatan perencanaan, penggorganisaia dll ) sebagai
pengimplementasian fungsi – fungsi manajemen.
Kegiatan Pengenadlian dalam kepemimpinan dapat dilakukan melalui atau
tanpa rapat atau pertemuan .
Pengendalaian melalui rapat antara lain untuk pengambilan keptusan
bersama yang akan menjadi tanggungjawab
bersama pula dalam melaksanakannya
Pengendalaian tanpa melalui rapat dilkukan apabila menghadapiu kondisi
yang mendesak, sehingga menharuskan pemimpinan menetapkan keputusan secara
tepat.
0 komentar:
Posting Komentar